Elon Musk disebut telah melanggar ketentuan utama dari kesepakatan yang dia buat dengan Twitter.

Saat Twitter mengungkapkan ketentuan kesepakatannya dengan Elon Musk, CEO Tesla tersebut sudah mengajukan pertanyaan tentang kesediaannya untuk mematuhi klausa non-penghinaan.

Menurut pengajuan Securities and Exchange Commission (SEC) yang dibagikan oleh Twitter pada Selasa (26/4/2022), Elon Musk 'diizinkan untuk mengeluarkan tweet tentang penggabungan atau transaksi yang dimaksud, selama cuitan itu tidak meremehkan perusahaan atau perwakilannya'.

Dengan kata lain, Elon Musk bisa men-tweet tentang kesepakatan yang dia inginkan, tetapi dia tidak boleh merendahkan Twitter atau karyawannya.

Tetapi sekali lagi Musk tampaknya tidak mau memoderasi dirinya sendiri, dan melakukannya dengan mengorbankan seorang eksekutif puncak Twitter.

Pada Selasa malam, ia membalas tweet tentang kisah Politico sebelumnya yang melaporkan eksekutif kebijakan teratas Twitter, Vijaya Gadde, menangis selama pertemuan dengan staf yang membahas pembelian oleh Elon Musk.

Tweet asli juga mencatat peran Gadde dalam penanganan Twitter atas cerita laptop Hunter Biden pada tahun 2020. Perusahaan dengan cepat membalikkan arah setelah awalnya mencoba membatasi cerita, demikian seperti dikutip dari kebijakannya tentang materi yang bocor, sebagaimana dilansir Engadget, Kamis (28/4/2022).

“Menangguhkan akun Twitter dari sebuah organisasi berita besar karena menerbitkan cerita yang jujur jelas sangat tidak pantas,” jawab Musk.

Pada Rabu (28/4/2022), Elon Musk menargetkan Gadde lagi, men-tweet meme berdasarkan penampilannya di episode podcast Joe Rogan pada tahun 2019.

Tweet yang memicu gelombang pelecehan yang ditujukan pada Gadde itu mendorong dua mantan CEO Twitter untuk membelanya. Pendiri dan mantan CEO Twitter EV Williams menulis bahwa Gadde adalah "salah satu orang paling bijaksana dan berprinsip yang saya kenal."

Mantan CEO Dick Costolo bahkan lebih blak-blakan. "Anda menjadikan seorang eksekutif di perusahaan yang baru saja Anda beli menjadi target pelecehan dan ancaman," katanya.

“Bullying bukanlah kepemimpinan,” tulisnya dalam tweet terpisah. Lalu, Musk menjawab, “Saya hanya mengatakan Twitter harus netral secara politik.”

Sementara CEO Twitter saat ini, Parag Agrawal, tidak berkomentar secara langsung. Ia hanya menulis “bangga dengan orang-orang yang terus melakukan pekerjaan dengan fokus dan urgensi meskipun ada kebisingan.”

Elon Musk telah secara resmi membeli Twitter seharga USD 44 miliar atau sekitar Rp 635 triliun secara tunai.

Adapun rencana bos Tesla dan SpaceX ini sudah diungkap sejak 14 April 2022, dimana saat itu Elon Musk berniat membeli Twitter dengan harga USD 54,20 per lembar sahamnya.

"Kebebasan berbicara adalah landasan cara kerja demokrasi, dan Twitter adalah alun-alun kota digital di mana orang mendiskusikan isu-isu penting bagi masa depan umat manusia," kata Elon Musk dalam sebuah pernyataan yang menyertai siaran pers.

Dia menambahkan, "Saya ingin membuat Twitter lebih baik dari sebelumnya dengan meningkatkan produk dengan fitur baru, membangun algoritme open source, mengalahkan bot spam, dan mengautentikasi semua orang."

#BIGSLOTO ONLINE    

#SBOBET #JUDIONLINE #SLOTONLINE #SABUNGAYAM

#TEMBAKIKAN #IBCSPORT #9GAMING #POKERONLIN

No comments

Powered by Blogger.
banner